Nama : Nuruliza Ferdina
Nim : 2310322011
Kelas : Psikologi B
A. Psikoanalisis menurut Sigmund freud
Bapak psikoanalisis, Sigmund Freud dilahirkan di Moravia pada tanggal 6 Mei 1856 dan meninggal pada tanggal 23 September 1939 di London. Freud membangun teori tentang perilaku dan pikiran selama prakteknya dengan pasien neurotik, mengatakan bahwa dorongan atau keinginan menggerakkan perilaku dan pikiran kita.
Menurut teori psikoanalisa, titik penting dari keinginan dan dorongan ini adalah bahwa mereka tersembunyi dari kesadaran individu; dengan kata lain, mereka tidak disadari. Freud percaya bahwa kesadaran hanyalah sebagian kecil dari seluruh kehidupan psikis. Freud menggambarkan psyche sebagai gunung es di tengah lautan; di atas permukaan air laut menggambarkan kesadaran, dan di bawah permukaan air laut menggambarkan ketidaksadaran. Ketidaksadaran memiliki kekuatan dasar yang mendorong pribadi.
a) Teori Struktur Kepribadian
Id merupakan sistem karakter yang asli, dibawa semenjak lahir. Id didorong oleh keinginan dan impuls dasar, termasuk keinginan seksual dan agresif. Id hanya peduli dengan kepuasan segera dan tidak memiliki perasaan moral.
Ego adalah bagian kepribadian yang dibentuk oleh interaksi seseorang dengan lingkungannya. Das Ich, menurut Freud, adalah aspek psikologis dari kepribadian yang bertugas mengarahkan individu pada realitas atas dasar prinsip realitas (reality principle). Ego juga berperan dalam mengendalikan impuls-impuls Id dan menciptakan keseimbangan antara keinginan dan moral.
Superego adalah struktur yang mencakup norma-norma sosial, nilai-nilai, dan perasaan bersalah. Superego berfungsi sebagai "conscience" internal yang mengontrol perilaku berdasarkan standar moral dan etika yang diterima oleh individu dari lingkungan sosial mereka
b) Mekanisme Pertahanan Ego
yaitu mekanisme yang dilakukan ego untuk meredakan kecemasan dengan cara menekan dorongan-dorongan yang menjadi penyebab kecemasan tersebut ke dalam ketidaksadaran.
2. Sublimasi
Sublimasi adalah mekanisme pertahanan ego yang ditujukan untuk mencegah atau meredakan kecemasan dengan cara mengubah dan menyesuaikan dorongan primitif das es yang menjadi penyebab kecemasan ke dalam bentuk tingkah laku yang bisa diterima, dan bahkan dihargai oleh masyarakat.
3. Proyeksi
Individu mengatribusikan pikiran, perasaan, atau keinginan mereka sendiri kepada orang lain.
4. Penempatan Yang Keliru (Displacement)
Individu mengalihkan perasaan atau respons emosional dari objek atau situasi yang sebenarnya menjadi objek atau situasi lain yang lebih aman atau lebih sosial dapat diterima.
5. Rasionalisasi
menunjuk kepada upaya individu memutarbalikkan kenyataan, dalam hal ini kenyataan yang mengamcam ego, melalui dalih tertentu yang seakan-akan masuk akal. Ini terjadi ketika individu menciptakan alasan logis atau pembenaran untuk perilaku atau keputusan mereka yang sebenarnya irasional atau didasarkan pada alasan yang lebih emosional.
6. Pembentukan reaksi
Individu menunjukkan perilaku yang bertentangan dengan perasaan atau dorongan yang sebenarnya mereka miliki, agar tidak melanggar ketentuan dari super ego.
7. Supresi
Supresi adalah upaya menekan sesuatu yang dianggap membahayakan atau bertentangan dengan super ego ke dalam ketidaksadarannya. Berbeda dari Represi, dalam Supresi hal yang ditekan atau disupresi adalah hal-hal yang timbul dari ketidaksadarannya sendiri dan belum pernah muncul dalam kesadaran.
8. Kompensasi
Ini terjadi ketika individu mengembangkan kemampuan atau minat dalam bidang tertentu untuk mengatasi perasaan kurang atau kelemahan di area lain.
9. Regresi
Untuk menghindari kegagalan-kegagalan atau ancaman terhadap egonya, individu mundur kembali ke taraf perkembangan yang lebih rendah.
c) Tahap-tahap Perkembangan Kepribadian
2. Fase Anal: 18 bulan sampai 3 tahun, daerah kepuasan seksual berpindah ke anus.
3. Fase Phallic: Pada anak usia 3 - 6 tahun kepuasan seksualnya terdapat pada alat kelamin. Fase ini berbeda dengan orang dewasa diana pada fase ini tidak ditunjukkan hasrat untuk menghasilkan anak.
4. Fase Latent: Pada anak usia 7 - 8 tahun sampai menginjak awal masa remaja. Energi psikologis dialihkan dari hasrat seksual ke aktivitas belajar, bermain, dan interaksi sosial.
5. Fase Genital: terjadi sejak individu memasuki pubertas dan selanjutnya. Pada masa ini individu telah mengalami kematangan pada organ reproduksi.
Anna Freud (1895–1982), putri Sigmund Freud, adalah seorang psikoanalis terkenal yang juga membantu mengembangkan teori psikoanalisis. Anna Freud mengkhususkan diri dalam psikoanalisis anak-anak dan remaja. Ia mengembangkan teknik dan pendekatan khusus untuk memahami dan membantu anak-anak yang mengalami konflik bawah sadar dan masalah psikologis.
Anna Freud mengembangkan teori tentang mekanisme pertahanan ego yang lebih spesifik dalam konteks anak-anak. Ia mengidentifikasi mekanisme pertahanan seperti penyangkalan, isolasi emosional, proyeksi, sublimasi, dan lainnya yang berperan dalam melindungi anak-anak dari konflik dan ketidaknyamanan emosional. Anna Freud mengembangkan teknik-teknik terapi khusus untuk anak-anak, seperti permainan, gambar, dan dialog terapeutik. Ia mendukung penggunaan permainan sebagai alat untuk membantu anak-anak mengungkapkan konflik dan perasaan mereka.
C. Psikoanalisis menurut Carl Jung
Carl Gustav Jung (1875-1961) mengembangkan teori tentang kepribadian yang terdiri dari empat fungsi psikologis utama, yaitu pemikiran (thinking), perasaan (feeling), intuisi (intuition), dan sensasi (sensation). Ia mengatakan bahwa individu memiliki preferensi yang berbeda dalam penggunaan fungsi-fungsi ini, yang mengarah pada perbedaan dalam gaya berpikir dan perilaku.
1. kesadaran pribadi (personal consciousness): Kesadaran pribadi adalah kesadaran individu tentang diri mereka sendiri dan pengalaman pribadi mereka.
2. kesadaran kolektif (collective consciousness): kesadaran kolektif adalah lapisan bawah sadar yang mengandung simbol-simbol universal dan motif-motif yang ada dalam berbagai budaya manusia.
Jung mengembangkan teknik terapi yang disebut "psikoanalisis aktif" yang berfokus pada hubungan terapeutik yang lebih simetris antara terapis dan pasien. Ia juga menggunakan pemahaman simbolik dalam interpretasi mimpi dan konten bawah sadar.
D. Psikoanalisis menurut Alfred Adler
Alfred Adler (1870-1937) adalah seorang psikoanalis Austria yang mengembangkan teori psikoanalisis individual. Menurut Adler, makhluk hidup merupakan satu kesatuan sosial yang tidak dapat dipisahkan.
Dorongan untuk Superioritas (Striving for Superiority)
Adler meyakini bahwa dorongan utama dalam hidup manusia adalah keinginan untuk menjadi lebih baik atau lebih superior. Adler berpendapat bahwa dorongan ini mendorong individu untuk mencapai potensi mereka, mencapai tujuan, dan berkembang sebagai individu yang lebih baik.
Adler mengatakan bahwa ketika individu merasa mereka tidak dapat mencapai superioritas atau keberhasilan, mereka mengalami apa yang disebutnya sebagai "kompleks inferioritas." Kompleks ini muncul ketika seseorang merasa rendah diri, tidak kompeten, atau tidak mampu. Adler menganggap bahwa kompensasi atas perasaan inferioritas ini dapat memotivasi individu untuk mencapai kesuksesan dan superioritas.
Adler memperkenalkan konsep "gaya hidup" yang menggambarkan pola-pola berpikir, merasa, dan berperilaku yang berkembang pada masa awal kehidupan seseorang. Gaya hidup ini mencakup pandangan seseorang tentang diri mereka sendiri dan cara mereka berinteraksi dengan dunia. Gaya hidup ini dipengaruhi oleh pengalaman masa kecil dan perasaan inferioritas yang mungkin muncul.
Adler menekankan pentingnya "minat sosial" atau kemampuan individu untuk merasa terhubung dengan orang lain dan peduli pada kesejahteraan masyarakat. Ia menganggap bahwa minat sosial yang kuat adalah tanda dari kepribadian yang sehat dan membantu masyarakat secara keseluruhan.
HUMANISTIK
Abraham Maslow (1908– 1970) adalah seorang psikolog humanistik yang terkenal dengan kontribusinya dalam pengembangan teori hierarki kebutuhan manusia. Pandangan humanistik dalam psikologi menekankan pentingnya pertumbuhan pribadi, aktualisasi diri, dan pemahaman individu sebagai makhluk yang memiliki potensi untuk mencapai kehidupan yang lebih baik.
Ia menyusun kebutuhan manusia ke dalam lima tingkat yang berjenjang, dimulai dari kebutuhan dasar hingga kebutuhan yang lebih tinggi.
1. Kebutuhan Fisiologis (Physiological Needs)
Ini adalah tingkat paling dasar dalam hierarki dan mencakup kebutuhan dasar untuk kelangsungan hidup. Kebutuhan ini melibatkan makanan, air, udara, tidur, dan tempat berlindung.
2. Kebutuhan akan Rasa Aman (Safety Needs)
Setelah kebutuhan fisiologis terpenuhi, individu mulai memikirkan kebutuhan untuk merasa aman dan terlindungi. Ini melibatkan keamanan finansial, perlindungan dari bahaya fisik, stabilitas dalam pekerjaan dan kehidupan, serta keamanan pribadi dan kesejahteraan.
3. Kebutuhan Sosial (Love and Belongingness Needs)
Tingkat ini melibatkan kebutuhan akan hubungan sosial positif. Ini mencakup kebutuhan akan cinta, kasih sayang, persahabatan, rasa diterima, dan perasaan terhubung dengan orang lain. Individu mencari afiliasi sosial dan interaksi yang bermakna.
4. Kebutuhan akan Penghargaan (Esteem Needs)
Setelah memenuhi kebutuhan sosial, individu mencari penghargaan dan pengakuan dari orang lain. Ini melibatkan kebutuhan akan harga diri, rasa prestasi, pengakuan, dan apresiasi dari lingkungan sekitar. Individu ingin merasa berharga dan dihargai.
5. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self-Actualization Needs)
Ini adalah tingkat puncak dalam hierarki dan melibatkan dorongan untuk mencapai potensi pribadi yang tertinggi. Ini mencakup pencapaian tujuan pribadi, pengembangan bakat dan keterampilan, dan menjadi versi terbaik dari diri sendiri. Individu yang mencapai tahap ini dalam hierarki dianggap hidup secara penuh dan memiliki pemahaman mendalam tentang diri mereka sendiri.
F. Humanistik Menurut Carl Rogers
Carl Rogers (1902–1987) adalah seorang psikolog humanistik yang sangat berpengaruh dalam perkembangan teori dan praktik psikoterapi. Ia berfokus pada pengembangan pribadi, pertumbuhan individu, dan potensi manusia untuk mencapai kebahagiaan dan pemenuhan diri. Pendekatan humanistik yang dikembangkan oleh Carl Rogers dikenal sebagai Psikoterapi Pemusatan pada Klien (Client-Centered Therapy).
Rogers menggunakan istilah "kongruensi" untuk menggambarkan keselarasan antara pengalaman diri (self-experience) dan pengungkapan diri (self-expression) seseorang. Ketika individu mencerminkan diri mereka dengan jujur dan kongruen, mereka akan lebih dekat dengan pemahaman diri yang sejati. Sebaliknya, "inkongruensi" terjadi ketika individu menyembunyikan atau menolak aspek diri mereka yang tidak sesuai dengan ekspektasi sosial atau nilai-nilai internal.
Sumber:
Hergenhahn, B. R. 2009. An Introduction to the History of Psychology Eighth Edition, wadsworth: USA
Warsah. L. Daheri, M. (2021). Psikologi: suatu pengantar. Yogyakarta: Tunas Gemilang Press.
Rosyidi, Hamim. (2015). Psikologi Kepribadian: Paradigma Traits, Kognitif, Behavioristik dan Humanistik. Surabaya: JAUDAR PRESS.
Wagilto, Bimo. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: ANDI
Komentar
Posting Komentar