Motivasi & Emosi


Nama : Nuruliza Ferdina

NIM   : 2310322011

Kelas : B 


- pengertian motivasi

 Menurut Petri (1996), motivasi adalah proses di mana kegiatan dimulai, diarahkan, dan dilanjutkan untuk memenuhi kebutuhan atau keinginan fisik atau psikologis. Contohnya, kebutuhan fisik akan rasa lapar menyebabkan tindakan (bangun), mengarahkannya (pergi ke dapur), dan mempertahankan pencarian (menemukan atau menyiapkan sesuatu untuk dimakan).

Beberapa jenis motivasi:

1. Motivasi Ekstrinsik, yaitu jenis motivasi di mana seseorang melakukan suatu tindakan karena tindakan tersebut mengarah pada hasil yang terpisah dari atau eksternal bagi orang tersebut. Contohnya memberikan uang kepada anak untuk setiap nilai A yang diterima di rapor dan memberikan bonus kepada karyawan untuk meningkatkan kinerja mereka.

2. Motivasi Intrinsik, yaitu jenis motivasi di mana seseorang melakukan sesuatu karena itu menyenangkan, bermanfaat, menantang, atau memuaskan secara internal.


- pendekatan awal untuk memahami motivasi : psychological needs McClelland, Carol Dweck's, pendekatan arousal dan incentive, pendekatan humanistik

psychological needs McClelland

1. Need for Affiliation (nAff), Manusia memiliki kebutuhan psikologis untuk berinteraksi dan berhubungan dengan manusia lain. Orang-orang yang memiliki kebutuhan ini berusaha untuk disukai oleh orang lain dan dijunjung tinggi oleh orang-orang di sekitarnya.

2. Need for Power (nPow), yaitu kebutuhan untuk memiliki kendali atau pengaruh atas orang lain. Mereka ingin ide-ide mereka yang digunakan, terlepas dari apakah ide-ide mereka akan membawa kesuksesan. Seseorang yang memiliki kebutuhan tinggi akan kekuasaan biasanya melihat uang sebagai pencapaian.

3. need for achievement (nAch), kebutuhan yang melibatkan keinginan kuat untuk berhasil mencapai tujuan, tidak hanya yang realistis tetapi juga yang menantang.

 

CAROL DWECK’S SELF-THEORY OF MOTIVATION

Faktor kepribadian terkait erat dengan kebutuhan untuk berprestasi, termasuk cara pandang seseorang terhadap diri sendiri (keyakinan yang dipegangnya tentang kemampuan diri). Perspektif ini dapat mempengaruhi tingkat motivasi berprestasi dan kemauan mereka untuk terus berusaha mencapai kesuksesan dalam menghadapi kegagalan. Mereka yang percaya bahwa kecerdasan itu tetap dan tidak dapat diubah sering kali menunjukkan locus of control eksternal ketika dihadapkan pada kesulitan, membuat mereka mudah menyerah atau menghindari situasi yang membuat mereka gagal.

Beberapa tipe lain percaya bahwa kecerdasan dapat berubah dan dapat dibentuk oleh pengalaman dan usaha. Tipe cenderung menunjukkan locus of control internal, yaitu keyakinan bahwa tindakan dan upaya mereka sendiri akan meningkatkan kecerdasan mereka dan kemampuan untuk mengambil kendali atau meningkatkan upaya mereka saat menghadapi tantangan. 

Carol Dweck's Self-Theory of Motivation

Faktor kepribadian terkait erat dengan kebutuhan untuk berprestasi, termasuk cara pandang seseorang terhadap diri sendiri (keyakinan yang dipegangnya tentang kemampuan diri). Perspektif ini dapat mempengaruhi tingkat motivasi berprestasi dan kemauan mereka untuk terus berusaha mencapai kesuksesan dalam menghadapi kegagalan. Mereka yang percaya bahwa kecerdasan itu tetap dan tidak dapat diubah sering kali menunjukkan locus of control eksternal ketika dihadapkan pada kesulitan, membuat mereka mudah menyerah atau menghindari situasi yang membuat mereka gagal.

Beberapa tipe lain percaya bahwa kecerdasan dapat berubah dan dapat dibentuk oleh pengalaman dan usaha. Tipe cenderung menunjukkan locus of control internal, yaitu keyakinan bahwa tindakan dan upaya mereka sendiri akan meningkatkan kecerdasan mereka dan kemampuan untuk mengambil kendali atau meningkatkan upaya mereka saat menghadapi tantangan.


pendekatan arousal dan incentive

Dalam teori arousal, manusia dianggap memiliki tingkat ketegangan yang optimal (terbaik atau ideal). Performa tugas, misalnya, dapat menurun jika tingkat gairah terlalu tinggi (seperti kecemasan ujian yang parah) atau bahkan jika tingkat gairah terlalu rendah (seperti kebosanan).  Hubungan antara kinerja tugas dan gairah ini telah telah dijelaskan oleh hukum Yerkes-Dodson yang menyatakan bahwa ketika tugas-tugasnya sederhana, tingkat gairah yang lebih tinggi akan menghasilkan kinerja yang lebih baik; ketika tugas sulit, tingkat gairah yang lebih rendah mengarah ke kinerja yang lebih baik.

Insentif adalah hal-hal yang menarik atau memikat orang untuk bertindak. Dalam pendekatan insentif, perilaku dijelaskan sebagai respons terhadap stimulus eksternal dan sifat-sifatnya yang bermanfaat. Sifat-sifat yang menguntungkan ini ada secara independen dari kebutuhan atau tingkat gairah apa pun yang dapat menyebabkan orang bertindak hanya berdasarkan insentif.

 

 Pendekatan Humanistik

1. Maslow’s Hierarchy of Needs

 Menurut Maslow, aktualisasi diri adalah titik yang jarang dicapai di mana individu telah memenuhi kebutuhan dasar mereka dengan cukup dan mencapai potensi manusiawi sepenuhnya.

2. Self-Determination Theory

Dalam teori ini, ada tiga kebutuhan bawaan dan universal yang membantu orang untuk mendapatkan hubungan yang utuh dan sehat dengan orang lain dan rasa diri yang utuh.  Ketiga kebutuhan tersebut adalah autonomy, atau kebutuhan untuk mengendalikan perilaku dan tujuan diri sendiri; competence, atau kebutuhan untuk dapat menguasai tugas-tugas yang menantang dalam hidup seseorang; dan relatedness, atau kebutuhan untuk merasakan rasa memiliki, keintiman, dan keamanan dalam hubungan dengan orang lain.

 

- pengertian emosi

Emosi dapat didefinisikan sebagai aspek "perasaan" dari kesadaran, yang ditandai dengan tiga elemen: gairah fisik tertentu, perilaku tertentu yang mengungkapkan perasaan tersebut ke dunia luar, dan kesadaran batin akan perasaan tersebut.

- tiga elemen dari emosi

  • a certain physical arousal
  • a certain behavior that reveals the feeling to the outside world
  • an inner awareness of the feeling

- teori awal yang menjelaskan emosi (common-sense, James-Lange, Cannon-Bard, and facial feedback theories of emotion)

common-sense

merasakan emosi tertentu akan menimbulkan reaksi fisik dan kemudian reaksi perilaku. Dalam teori common-sense, sebuah stimulus (anjing yang menggeram) mengarah pada emosi takut, yang kemudian menyebabkan gairah tubuh (dalam hal ini, ditunjukkan dengan gemetar) melalui sistem saraf otonom.

James-Lange

Dalam teori ini, suatu rangsangan (misalnya, anjing yang menggeram) menghasilkan reaksi fisiologis. Reaksi ini, yang merupakan gairah dari sistem saraf simpatik "fight-or-flight" (ingin lari), menghasilkan sensasi tubuh seperti peningkatan denyut jantung, mulut kering, dan napas cepat. James dan Lange percaya bahwa gairah fisik menyebabkan pelabelan emosi (rasa takut).

Cannon-Bard

Dalam teori emosi Cannon-Bard, sebuah stimulus menyebabkan aktivitas di otak, yang kemudian mengirimkan sinyal untuk membangkitkan tubuh dan menginterpretasikan emosi pada saat yang bersamaan.

facial feedback theories of emotion

Dalam teori facial feedback of emotion, rangsangan seperti anjing yang menggeram ini menyebabkan gairah dan ekspresi wajah. Ekspresi wajah kemudian memberikan umpan balik ke otak tentang emosi tersebut. Otak kemudian menafsirkan emosi tersebut dan mungkin juga mengintensifkannya.


- teori kognitif mengenai emosi

 

cognitive arousal theory (Schachter-Singer)

Teori emosi di mana gairah fisik dan pelabelan gairah tersebut berdasarkan isyarat dari lingkungan harus terjadi sebelum emosi itu sendiri dialami. Sebagai contoh, jika seseorang menemukan seekor anjing yang menggeram ketika sedang berjalan-jalan, maka gairah fisik (jantung berdebar, mata terbuka lebar) disertai dengan pikiran bahwa ini pasti rasa takut. Kemudian dan hanya setelah itu orang tersebut akan mengalami emosi rasa takut.

 

Lazarus’s cognitive-mediational theory

Dalam teori ini, stimulus menyebabkan penilaian langsung (misalnya, "Anjing itu menggeram dan tidak berada di balik pagar, jadi ini berbahaya"). Hasil penilaian kognitif dalam respons emosional, yang kemudian diikuti oleh respons tubuh yang sesuai.


Referensi:

Ciccarelli, Saundra, K.; White, J. Noland. 2017. Psychology 5th Ed. Pearson Education. New Jersey

Komentar