Nama: Nuruliza Ferdina
NIM : 2310322011
Kelas : B
- konsep abnormalitas
Studi tentang perilaku abnormal dan gangguan psikologis disebut psikopatologi. Pada masa lampau, praktik trepanasi dilakukan dengan membuat lubang di tengkorak orang sakit untuk mengeluarkan roh jahat, sementara Hippocrates meyakini bahwa gangguan mental disebabkan oleh ketidakseimbangan cairan vital tubuh. Pada awal Renaisans, individu dengan gangguan mental dianggap sebagai penyihir. Abnormalitas dapat diidentifikasi sebagai pemikiran atau perilaku yang secara statistik jarang terjadi, menyimpang dari norma-norma sosial, menimbulkan ketidaknyamanan, menghambat fungsi sehari-hari, atau berpotensi membahayakan diri sendiri atau orang lain.
Models of abnormality
1. Biological model: gangguan psikologis berasal dari faktor biologis atau medis; pendekatan terhadap diagnosis, pengobatan, dan potensi hasil suatu gangguan juga dipengaruhi oleh model medis.
2. Psychological model: gangguan adalah hasil dari berbagai bentuk gangguan yang berhubungan dengan emosi, perilaku, atau pikiran.
3. Sosiocultural perspective: pemikiran dan perilaku terbentuk dari lingkungan keluarga, sosial, dan budaya, apa yang dianggap normal dalam suatu budaya dapat dianggap tidak normal dalam budaya lain.
- jenis-jenis gangguan psikologi
Anxiety
Gangguan kecemasan mencakup kondisi-kondisi di mana gejala utamanya adalah kecemasan yang berlebihan atau tidak realistis. Kecemasan bisa bersifat sangat khusus seperti ketakutan terhadap objek tertentu, atau bersifat umum seperti yang dialami oleh seseorang yang khawatir tanpa alasan yang jelas.
1. Phobic disorder
Bentuk gangguan kecemasan yang lebih khusus adalah fobia, yaitu ketakutan yang tidak rasional dan berlangsung secara terus-menerus terhadap suatu hal. "Sesuatu" itu bisa berupa objek, situasi, atau mungkin melibatkan interaksi sosial.
2. Panic disorder
Panic attack muncul secara tiba-tiba dengan tingkat kepanikan yang sangat tinggi dan berbagai gejala fisik, seperti jantung berdebar, pernapasan yang cepat, sensasi seperti "keluar dari tubuh," pendengaran dan penglihatan menjadi tumpul, berkeringat, dan mulut kering (Kumar & Oakley-Browne, 2002). Panic attack yang terjadi lebih dari satu kali atau berulang kali dan menyebabkan kekhawatiran yang berkelanjutan atau perubahan perilaku dapat berkembang menjadi panic disorder.
3. Obsessive-compulsive disorder (OCD)
Gangguan di mana pikiran-pikiran atau obsesi yang mengganggu dan berulang menciptakan kecemasan yang mereda melalui perilaku berulang yang ritualistik atau tindakan mental (kompulsi).
Dissociative Disorders
Gangguan ini melibatkan disosiasi dalam kesadaran, ingatan, atau rasa identitas, yang sering dikaitkan dengan stres atau trauma yang ekstrem.
1. Dissociative amnesia
Individu tidak dapat mengingat informasi pribadi seperti nama sendiri atau peristiwa pribadi tertentu. Kehilangan ingatan yang dilaporkan umumnya terkait dengan pengalaman yang menyebabkan stres atau trauma emosional, seperti pemerkosaan atau pelecehan pada masa kecil (Chu dkk., 1999; Kirby dkk., 1993). Amnesia disosiatif dapat terjadi dengan atau tanpa fugue. Istilah fugue berasal dari bahasa Latin fugere, yang berarti "terbang." Disosiatif fugue terjadi ketika seseorang secara tiba-tiba melakukan perjalanan jauh dari rumah dan setelah itu tidak dapat mengingat perjalanan atau bahkan informasi pribadi seperti identitas.
2. Dissociative Identity Disorder
Gangguan Identitas Disosiatif (DID) sebelumnya dikenal sebagai gangguan kepribadian ganda. Dalam gangguan ini, individu memiliki setidaknya dua atau lebih kepribadian yang berbeda yang muncul dalam satu tubuh. Terdapat kemungkinan adanya kepribadian "inti," yang biasanya tidak menyadari keberadaan kepribadian lain dan sering mengalami "pingsan" atau kehilangan ingatan.
Mood Disorders
1. Major Depressive Disorder
Depresi mayor mencakup tingkat kesedihan yang paling ekstrem. Individu yang mengidap gangguan depresi mayor mengalami depresi hampir setiap hari, melakukan aktivitas dalam jumlah yang sangat sedikit, merasa sangat lelah, mengalami kesulitan tidur atau tidur berlebihan, mengalami perubahan pada nafsu makan dan berat badan, merasa bersalah secara berlebihan atau merasa tidak berharga, serta mengalami kesulitan dalam memusatkan perhatian.
2. Bipolar Disorder
Apabila seseorang mengalami perubahan suasana hati dari depresi berat hingga episode manik (kegembiraan yang berlebihan), maka orang tersebut diklasifikasikan mengidap jenis gangguan bipolar (American Psychiatric Association, 2013). Pada beberapa kasus, individu hanya mengalami perubahan suasana hati dari normal hingga manik tidak mengalami episode depresi, yang dikenal sebagai gangguan bipolar I.
eating dan sexual disorder
Jenis-jenis gangguan makan:
1. Anorexia Nervosa
Anoreksia nervosa adalah kondisi di mana seseorang mengurangi asupan makanannya sehingga berat badannya menjadi sangat rendah, bahkan di bawah berat badan yang seharusnya. Anoreksia dapat menyebabkan ketidaknormalan dalam sekresi hormon, terutama pada kelenjar tiroid dan kelenjar adrenal, otot-otot jantung melemah, dan ritme jantung dapat mengalami perubahan. Dampak fisik lain dari anoreksia melibatkan diare, kehilangan jaringan otot, gangguan tidur, dan tekanan darah rendah.
2. Bulimia Nervosa
Adalah kondisi di mana seseorang mengalami siklus "binging," yaitu mengonsumsi makanan dalam jumlah besar dalam satu waktu dan kemudian menggunakan cara yang tidak sesuai untuk menghindari penambahan berat badan (American Psychiatric Association, 2013). Sebagian besar individu dengan bulimia melibatkan perilaku "purging," seperti muntah dengan sengaja setelah makan berlebihan atau penyalahgunaan obat pencahar. Metode tidak tepat lainnya untuk menghindari penambahan berat badan seperti berpuasa satu atau dua hari setelah makan berlebihan atau melakukan latihan fisik berlebihan (American Psychiatric Association, 2013).
3. Binge-eating Disorder
Binge-eating disorder juga melibatkan makan berlebihan yang tidak terkendali tetapi berbeda dari bulimia terutama karena individu dengan binge-eating disorder tidak melakukan purging atau menggunakan metode lain yang tidak tepat untuk menghindari penambahan berat badan (American Psychiatric Association, 2013).
Disfungsi seksual adalah masalah dalam fungsi seksual atau proses fisik yang terjadi selama tindakan seksual. Gangguan seksual mencakup kendala dalam tiga aspek potensial aktivitas seksual: minat seksual, rangsangan, dan respons. Hasil survei dari seluruh dunia menunjukkan bahwa sekitar 40 hingga 45 persen wanita dan 20 hingga 30 persen pria memiliki setidaknya satu disfungsi seksual, dan angka meningkat seiring bertambahnya usia (Lewis et al., 2010).
Ada berbagai disfungsi seksual fisik yang termasuk dalam DSM-5. Gangguan hasrat atau rangsangan seksual melibatkan gangguan minat/rangsangan seksual pada perempuan dan gangguan hasrat seksual hypoactive pada laki-laki. Gangguan yang berkaitan dengan tindakan fisik hubungan seksual meliputi gangguan ereksi dan gangguan nyeri panggul/penetrasi genital. Terakhir, gangguan yang berkaitan dengan waktu atau kesulitan mencapai orgasme mencakup ejakulasi dini, gangguan orgasme pada perempuan, dan ejakulasi tertunda (American Psychiatric Association, 2013).
Schizophrenia
Skizofrenia dijelaskan sebagai gangguan psikotik yang berlangsung lama di mana terdapat ketidakmampuan untuk membedakan antara yang nyata dan khayalan serta gangguan dalam berpikir, emosi, perilaku, dan persepsi. Gangguan ini biasanya muncul pada akhir remaja atau awal usia 20-an. Skizofrenia melibatkan beberapa jenis gejala. Salah satu gejala umumnya adalah gangguan dalam berpikir yang dikenal sebagai delusi. Meskipun tidak selalu mencolok pada setiap individu dengan skizofrenia, delusi merupakan gejala yang paling sering dikaitkan dengan gangguan ini. Delusi adalah keyakinan yang salah tentang dunia yang dipertahankan oleh individu dan cenderung tidak tergoyahkan bahkan ketika ada bukti yang membantah delusi tersebut.
Orang dengan skizofrenia mungkin juga mengalami halusinasi, di mana mereka mendengar suara atau melihat hal yang sebenarnya tidak ada. Mendengar suara-suara sebenarnya lebih umum terjadi dan merupakan salah satu gejala utama dalam menetapkan diagnosis skizofrenia (Kuhn & Nasar, 2001; Nasar, 1998). Halusinasi yang melibatkan indra peraba, penciuman, dan pengecap lebih jarang namun juga memungkinkan terjadi. Gangguan emosional juga merupakan ciri utama skizofrenia. Flat affect adalah kondisi di mana individu menunjukkan sedikit atau tidak ada respons emosional.
personality disorder
Dalam gangguan kepribadian, individu menunjukkan pola perilaku dan cara berinteraksi dengan orang lain yang sangat kaku dan tidak dapat beradaptasi (American Psychiatric Association, 2013). ketidakmampuan untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan sosial dan perubahan kehidupan membuat sangat sulit bagi individu dengan gangguan kepribadian untuk menyesuaikan diri dengan orang lain atau memiliki hubungan sosial yang relatif normal.
1. Antisocial personality disorder (ASPD)
Individu yang memiliki Gangguan Antisosial (ASPD) secara harfiah bersikap "anti-masyarakat." Orang dengan sifat antisosial sering berperilaku dengan cara yang impulsif atau sembrono tanpa memperhatikan konsekuensinya dari perilaku tersebut.
2. Borderline personality disorder (BLPD)
Orang yang mengalami gangguan kepribadian borderline (BLPD) memiliki hubungan dengan orang lain yang intens dan relatif tidak stabil. Mereka bersifat impulsif, memiliki pandangan diri yang tidak stabil, dan sangat takut akan penolakan atau ditinggalkan.
- Penanganan terhadap gangguan psikologi
Komentar
Posting Komentar